Lembaga Pendidikan - Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya sehingga membutuhkan bantuan orang lain yang lebih dewasa agar dapat menjalani proses kehidupannya. Bantuan utama yang perlu diberikan kepada setiap anak adalah berupa pendidikan. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok orang agar mencapai taraf kedewasaan sebagaimana yang diinginkan. Tolak ukur kedewasaan yang ingin dicapai dalam pendidikan adalah keadaan dimana seseorang telah mampu berdiri sendiri, terlepas dari ketergantungan terhadap orang lain.
Ditinjau lingkungannya, pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1) pendidikan informal, yakni pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga, (2) pendidikan formal, yakni pendidikan yang terjadi di lingkungan sekolah, dan (3) pendidikan nonformal, yakni pendidikan yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Pendidikan informal atau pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga merupakan sejumlah pengalaman berharga yang ditimba oleh seseorang atau sekelompok orang, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, di tengah-tengah kehidupan keluarga. Adapun beberapa ciri dari pendidikan formal (pendidikan di lingkungan keluarga) tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Proses pendidikan tidak diselenggarakan secara teratur, terencana, dan sistematis, bahkan sering terjadi proses peniruan secara tidak sadar dan tidak disengaja, sehingga tidak mengenal penyusunan tujuan tertentu, penyiapan materi pelajaran, penggunaan teknik dan metode pembelajaran, dan tidak mengenal adanya evaluasi seperti yang sering dijumpai pada lembaga-lembaga sekolah.
2. Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu, tempat, dan sekaligus tidak mengenal batasan usia.
3. Proses pendidikan terjadi secara otomatis di antara seluruh anggota keluarga sehingga tidak mengenal istilah guru dan murid, melainkan antara orang tua atau orang yang dianggap tua dengan anak-anak.
Pendidikan formal merupakan proses pendidikan yang terjadi di lingkungan sekolah. Dengan demikian, pendidikan formal merupakan lembaga pendidikan resmi yang diselenggarakan pemerintah, yakni berupa sekolah-sekolah. Beberapa ciri dari pendidikan formal antara lain adalah sebagai berikut:
1. Diselenggarakan secara rapi, terencana, teratur, dan sistematis dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Materi pelajaran disiapkan sesuai dengan kurikulum atau silabus yang ada.
3. Proses pendidikan diselenggarakan secara tertib dan terstruktur dengan menggunakan teknik dan metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi materi pelajaran, para pelajar, ketersediaan media pembelajaran, lingkungan, dan sebagainya.
4. Pada waktu-waktu yang telah ditetapkan diselenggarakan evaluasi terhadap keberhasilan proses pendidikan dan termasuk di dalamnya menyusun laporan-laporan kemajuan akademik yang telah dicapai oleh pelajar.
5. Proses pendidikan disesuaikan dengan jenjang pendidikan, kelompok umur, dan pengelompokan jurusan tertentu.
6. Proses pendidikan dipandu oleh seorang pendidik yang dikenal dengan istilah guru atau dosen terhadap para pelajar, baik siswa maupun mahasiswa.
7. Terdapat sertifikat atau ijazah tertentu yang menyatakan bahwa seseorang telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu.
Pendidikan nonformal merupakan proses pendidikan yang terjadi di lingkungan masyarakat luas. Biasanya pendidikan nonformal memberikan keterampilan-keterampilan praktis dan menyiapkan sikap mental anggota masyarakat agar siap terjun dalam kehidupan nyata. Pada umumnya pendidikan nonformal diselenggarakan dalam bentuk kursus maupun pelatihan-pelatihan, seperti kursus mengemudi, kursus montir, kursus menjahit, dan lain sebagainya. Adapun beberapa ciri dari pendidikan nonformal antara lain adalah sebagai berikut:
1. Diselenggarakan secara teratur, terencana, dan sistematis dengan tujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang profesional.
2. Tidak mengenal batasan usia.
3. Tidak mengenal sistem penjenjangan dan sistem kelas yang ketat.
4. Diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan, bakat, dan minat warga masyarakat.
5. Proses pendidikan diselenggarakan secara singkat sehingga lebih efisien dan efektif.
6. Waktu dan tempat penyelenggaraan proses pendidikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan dan kesempatan para pelajar.
Adapun lembaga pendidikan yang dimaksudkan dalam uraian kali ini mengacu pada proses pendidikan yang diselenggarakan secara terencana, terprogram, teratur, dan sistematis di sekolah-sekolah, baik yang bersifat formal maupun nonformal. Lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah sebagaimana yang dimaksud mulai berkembang ketika kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksnya kehidupan manusia tersebut disebabkan oleh adanya penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga suatu keluarga tidak mungkin lagi dapat melakukan proses pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Adapun faktor-faktor yang mendorong penyelenggaraan pendidikan melalui lembagalembaga sekolah antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
Dewasa ini kehidupan manusia disemarakkan oleh adanya penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Penemuan-penemuan tersebut telah membuat kehidupan manusia menjadi serba mudah, cepat, dan sangat kompleks. Siapa saja yang tidak mengikuti kemajuan-kemajuan seperti itu dipastikan kehidupannya akan ketinggalan zaman. Karena keluarga tidak mungkin sanggup menyelenggarakan pendidikan sebagaimana tuntutan zaman seperti tersebut, maka diperlukan lembagalembaga pendidikan yang secara teratur, terencana, dan sistematis menyusun programprogram pendidikan sesuai dengan kebutuhan.
2. Meningkatnya standar pemenuhan kebutuhan hidup manusia
Sebagai akibat dari adanya penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, maka kehidupan manusia menjadi semakin mudah dan sekaligus semakin cepat. Akibatnya, standar pemenuhan kebutuhan hidup manusia menjadi semakin tinggi. Manusia sudah tidak lagi cukup hanya dengan pemenuhan kebutuhan pokok yang berupa sandang, pangan, dan papan. Sebaliknya, manusia berlomba-lomba untuk mencapai standar kehidupan yang lebih baik. Salah satu usaha untuk mencapai standar kehidupan yang lebih baik adalah dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan.
3. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat
Ledakan penduduk atau pertumbuhan penduduk yang sangat cepat merupakan salah satu masalah kependudukan yang dihadapi oleh umat manusia saat ini. Keadaan seperti itu diperparah lagi dengan minimnya kesempatan kerja yang menjamin kehidupan manusia. Untuk dapat memasuki lapangan kerja yang memadai seseorang harus memiliki kualitas-kualitas tertentu yang hanya dapat diperoleh melalui jalur pendidikan. Tanpa memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu seseorang dipastikan akan kalah dalam persaingan mencari lapangan kerja.
4. Semakin tingginya tuntutan lapangan kerja
Hampir semua lapangan kerja pada saat ini dilengkapi dengan seperangkat teknologi canggih seperti peralatan elektronik, komputer, internet, dan lain sebagainya.
Disamping itu, tingginya persaingan antara perusahaan-perusahaan dan besarnya dorongan lembaga-lembaga tertentu untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman merupakan tuntutan tersendiri terhadap para pekerja untuk semakin meningkatkan profesionalisme.
Uraian di atas semakin menegaskan bahwa lembaga pendidikan memegang fungsi dan peranan yang sangat strategis dalam kehidupan manusia. Secara umum fungsi pendidikan, menurut Harton dan Hunt, dibedakan atas dua bagian, yaitu: (1) fungsi manifest, yakni fungsi yang jelas-jelas tampak dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh manusia, dan (2) fungsi laten, yakni fungsi yang tidak tampak (tersembunyi) dari pendidikan. Fungsi manifest pendidikan di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Membantu manusia dalam mengembangkan potensi (bakat dan minat) sehingga dapat bermanfaat terhadap dirinya pribadi dan masyarakat secara luas.
2. Memberikan bekal kepada manusia dalam usaha mencari dan memenuhi kebutuhan hidup.
3. Mewariskan kebudayaan kepada generasi muda sehingga terjaga kelestariannya.
4. Meningkatkan kualitas kehidupan dengan membentuk kepribadian yang mantap melalui proses pendidikan.
Adapun fungsi laten (fungsi tersembunyi) pendidikan, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, merupakan fungsi yang tersembunyi atau fungsi yang tidak secara langsung tampak dari pendidikan, misalnya:
1. Berkurangnya tingkat pengangguran
Tenaga-tenaga yang telah terdidik diharapkan akan menjadi tenaga yang kreatif. Selain dapat mencari lapangan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
2. Berkurangnya tingkat kejahatan sosial
Kejahatan sosial terjadi sebagai akibat dari adanya gejala penurunan moral (dekadensi moral). Adapun pemicu kejahatan sosial tersebut adalah tingginya tingkat pengangguran sementara kebutuhan hidup semakin mendesak untuk dipenuhi. Pendidikan yang berhasil akan dapat mengurangi tingkat pengangguran dan hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada berkurangnya tingkat kejahatan sosial.
3. Laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan
Dengan memasukkan anak-anak ke jenjang sekolah, maka perkawinan pada usia dini dapat ditekan, setidaknya sampai anak-anak tersebut menyelesaikan pendidikannya. Rendahnya tingkat perkawinan pada usia dini tersebut juga berarti menyiapkan keluarga-keluarga baru yang lebih berkualitas.
4. Berkurangnya tingkat perceraian
Banyaknya kasus perceraian, seperti yang terjadi di daerah Indramayu (Jawa Barat), sering disebabkan oleh ketidaksiapan suatu keluarga baru dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Penyebab dari ketidaksiapan tersebut cukup banyak, di antaranya adalah karena rendahnya tingkat pendidikan, usia pernikahan yang belum memenuhi standar, tingkat perekonomian yang rendah, dan lain sebagainya.
0 Response to "Lembaga Pendidikan"
Posting Komentar